Dari awal keberangkatan kami telah mengalami kesulitan, penyebabnya karena konsentrasi kami telah membuyar itu karena perut-perut dari personil kami belum sempat di isi dengan sesuap nasi ataupun segelas air putih. Kebingungan makin bertambah pada saat membidik, ketidaktepatan membaca kompas membuat kami semakin kesulitan. Dehidrasi-pun ikut serta menghalangi perjalanan kami, akhirnya salah seorang dari kami berinisiatif mencari air demi menghindari dehidrasi yang semakin memuncak. Ditengah perjalanan segerombolan tawon mengeroyok tubuh kami, dengan cekatan kami pun berusaha menghindari serangan tawon-tawon tersebut. Akhirnya kami bisa lepas dari ancaman tawon-tawon tersebut. Tapi masalah baru pun muncul, kami tersesat. Kami tidak tahu lagi posisi dan arah yang akan kami tuju. Dengan sekuat tenaga yang tersisa kami pun berusaha mencari jalan keluar. Akhirnya sampailah kami di depan jurusan dokter gigi. Betapa senang hati kami, walaupun 1 poin orange belum kami dapatkan.
Kami berhenti di persimpangan jalan karena kami menabrak tembok, kemudian datang 2 senior yang membantu member petunjuk kepada kami, dan akhirnya poin 1 berhasil diraih. Namun, kejadian serupa menimpa kami, kami tersesat pada saat pencarian poin ke 2, akhirnya senior mencoba menunjukkan kembali arah yang kami tuju.
Penderitaan kami tidak berhenti sampai disitu, kami harus melanjutkan perjalanan untuk meraih poin ke 3, ke 4, dan ke 5. Kami pun melanjutkan perjalanan dengan do’a bersama, semoga setelah ini kami tidak banyak menemui kesulitan. Tidak terasa sampailah kami pada poin terakhir, betapa senangnya hati kami, akhirnya tekad yang bulat dan semangat yang kuat kami berhasil melalui rintangan yang ada demi meraih 5 poin yang harganya lebih dari milyaran rupiah.
Setelah pencarian poin selesai, kami pun melanjutkan pencarian korban, disini kami bertindak sebagai Tim SAR.
By > Buki and brothers Selengkapnya...